tag:blogger.com,1999:blog-67843179351628103142024-02-07T11:40:47.698+08:00Agenda Anak MudaTuhan, Biarkan Aku Bicara!Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.comBlogger434125tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-56626074698939160232017-08-20T11:00:00.000+08:002017-08-20T13:02:51.795+08:00Kasih<div style="text-align: justify;">
Eulogi tertunda buat atuk; dengan du'a, kasih dan segenap kenangan.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
*****<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi itu, ibu menghubungi saya dalam sayu. Ada tangis yang tak terempang. Dengan getar suara yang sayup, khabar dukanya beralih gagang -- atuk barangkali sedang menghabisi sisa-sisa hayat dan saya harus segera pulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian lah atuk dalam ingatan saya. Sejak lebih sedekad lalu setelah berkali-kali dioperasi -- jantung, peparu, buah pinggang dll, tampangnya mulai melemah. Ia harus dibantu menguruskan diri dan tentu saja selalu diawasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbeda benar dengan periode mudanya. Atuk asalnya lulusan Sultan Idris Training College (SITC), yang kemudiannya berkarier sebagai guru sekolah Melayu. Ia lebih dikenal orang sebagai Cikgu Abu -- gelar terhormat zaman itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam sesi ngobrol kami yang lazim, atuk selalu mengenang hal ini. Ia pergi berkereta api pacuan arang ke Tanjung Malim, jadi jaguh dalam sukan badminton, selain sedarjah dengan tokoh-tokoh gadang dunia pendidikan Melayu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu pun, menurut saya, ada sisi lain hidupnya yang lebih mengesankan. Ia bahagian peribadi yang tak tampak, apalagi dihebahkan. Tapi sering dikenang pelbagai kalangan. Saya mendengarnya saban waktu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atuk adalah sosok dengan belas kasih yang nir batas. Ia memberi sebanyak-banyaknya tanpa mengharap balas dan pamrih. Manakala dilukai dan dikhianati, ia selalu terkesan ikhlas dan redha dengan masa lalu tanpa banyak soal.<br />
<br />
"Sekali berarti," demikian kata Chairil Anwar, "sudah itu mati." Atuk tentu tidak mengerti puisi ini. Tapi seluruh hidupnya memang adalah pengabdian. Ia dipercaya keluarga dalam begitu banyak hal dan dengan sabar, melayaninya.<br />
<br />
Tanpa perlu bertele-tele, atuk mengungkapkan perhatian dengan komitmen nyata. Kadang disalah fahami, tapi barangkali itu bahagian yang tak terpisahkan daripada kehidupan. Laras bahasa romantis pun belum tentu akan dihargai.<br />
<br />
Tiap ada kesempatan, saya menemaninya di rumah, di pusat dialisis, dan puluhan kali juga, di wad hospital. Kadang saya juga ralat, dalam momen seperti itu, saya gagal mengucapkan apa yang seharusnya dari jiwa yang paling dalam.<br />
<br />
Memang begitu agaknya dunia bergulir. Masa lalu hanya dikenang dalam penyesalan. Ketika saatnya tiba, ada begitu banyak hal yang tak terluahkan. Dan kita hanya dapat mengisahkan masa depan dalam du'a yang penuh harap.<br />
<br />
Saya barangkali rapat dengan atuk kerana sering berziarah. Rumah kami tak begitu jauh. Tiap ada senggang, saya selalu berlibur ke sana. Mungkin kerana itu lah atuk sering bertanyakan ibu bila saya akan pulang untuk bersamanya.<br />
<br />
Permintaan atuk tak sentiasa saya penuhi. Di universiti dulu, saya hanya pulang manakala ada libur panjang. Tapi atuk tahu, saya memang punya alasan. Kasih melampaui jeda waktu serta batas ruang. Tiada yang terpinggirkan. <br />
<br />
Tanpa atuk, hari jadi sepi dan malam pun memanjang. Kerinduan bukan lagi sebuah klise tak bermakna. Tapi melewati kesemua ini, kata menjadi tak berguna. Tuhan tentu punya rencana lain yang niscaya. Dan iman, diteguhkan.<br />
<br />
"Bila kutitipkan dukaku pada langit," Gus Mus berujar, "pasti lah langit memanggil mendung." Betapa hiba, atuk pergi tatkala saya dan keluarga membacakan pesan qur'ani di pembaringannya. Tanpa keluh, ruh dan raganya terpisah.<br />
<br />
Kami sekeluarga menguruskannya dengan takzim. Ketika memercikkan bauan mawar di layuannya, saya merasa kehilangan. Sosok yang pernah mengasihi saya tanpa tara itu, tiba-tiba beralih ke dalam dimensi yang berbeda.<br />
<br />
Di pusaranya semalam, pohon mulai merendang dan seperti juga sosoknya dulu, meneduhkan. Saya tak mungkin lagi bisa menyalami kedut di tangannya atau mengucup dahinya yang jerih. Tapi kata pendeta, waktu adalah penawar.<br />
<br />
Atuk adalah sebentuk bintang -- <i>shooting star </i>-- yang gemerlap dan indah untuk sementara, tapi akan terus kekal dalam ingatan. Kenangan barangkali bisa berganti. Tapi kasih, abadi. Muga ketemu lagi nanti, atuk. Saya pamit!</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-9001168685738685092013-05-11T11:42:00.000+08:002013-05-11T11:44:23.304+08:00Legasi<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihTAKM2k8xGHoNM2iFq4PNeTj-9j3xXpisZXtj7E7OzpsL0nbQRRNmz8s3qQd_nt8_SEsiqrq-ledWglaiO1IUXYIl5Jn0dj32sJ1LlERmQRRKDJb3hgdczhskxnF0Vz9ytmp-77aDZ5Y/s1600/IRF-Nottingham-ISTAC.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihTAKM2k8xGHoNM2iFq4PNeTj-9j3xXpisZXtj7E7OzpsL0nbQRRNmz8s3qQd_nt8_SEsiqrq-ledWglaiO1IUXYIl5Jn0dj32sJ1LlERmQRRKDJb3hgdczhskxnF0Vz9ytmp-77aDZ5Y/s640/IRF-Nottingham-ISTAC.png" width="300" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Maklumat lanjut dan pendaftaran program boleh ditemukan <a href="http://irfront.net/post/events/legacy-of-the-arab-spring-the-question-of-liberty-and-democracy/">di sini.</a>Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-71936061549243048252013-05-09T14:20:00.000+08:002013-05-09T14:20:57.343+08:00Fokus<div style="text-align: justify;">
Pertempuran dalam medan politik adalah usaha penegakan prinsip. Ia bukan perjuangan untuk melebihkan ras atau agama, tapi menjunjung nilai dan maruah rakyat terbanyak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerana itu apabila pemerintah dengan bantuan aparatnya merompak kemenangan dengan pelbagai penipuan, redha dan menyerah bukan pilihan. Ia harus ditentang dengan sekuat daya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita tak patut menghina diri dan merelakannya diperlembu secara terang-terangan manakala wujud dakwaan serta bukti tak terbantah tentang helah untuk mengubah keputusan pemilu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika rasisme telah pun dihumban ke dalam tong sampah sejarah, fokus kita harus terpadu kepada isu pokok itu, bukan terhadap propaganda murahan oleh juak-juak regim lapuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiap daripada kita -- Melayu, Cina, India, dll -- mahukan kebenaran.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-87056847199187638592013-05-09T13:08:00.000+08:002013-05-09T13:08:35.354+08:00Reformasi II<i>Rajawali adalah pacar langit</i><br />
<i>dan di dalam sangkar besi </i><br />
<i>rajawali merasa pasti</i><br />
<i>bahawa langit akan selalu menanti.</i><br />
-WS Rendra, <i>Rajawali</i>Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-27316673679049054032013-05-08T17:47:00.000+08:002013-05-08T17:47:19.432+08:00Justifikasi<div style="text-align: justify;">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/QwvEwR1i0fY" width="425"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siddiq Fadzil sering saja mengocak dhamir saya dengan daya renung yang mendalam. Cerapannya melampaui justifikasi agama yang diberikan ulama' dan profesor kangkung untuk membela kezaliman.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-82743901935785465382013-05-06T02:05:00.000+08:002013-05-06T02:05:53.035+08:00Celaru<div style="text-align: justify;">
Keputusan rasmi PRU-13 oleh SPR tadi
menyatakan bahawa Barisan Nasional berjaya membentuk kerajaan dengan
majoriti mudah berbekal sekitar 112 kerusi parlimen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya akan kedengaran seperti <i>sore loser</i>,
tapi dalam sebuah proses yang celaru dan jelas tak adil, tiada sebab
untuk Pakatan Rakyat dan rakyat secara umum menyerah kalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita
dihina dengan cukup keji hari ini bermula daripada persoalan ketahanan
dakwat kekal, kemasukan pengundi hantu, pembelian undi serta pemberitaan
sendeng oleh media.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syahdan, para konspirator dan petualang berganti sorak; <i>et'tu Brute?</i></div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-24065922888809472402013-05-05T00:09:00.002+08:002013-05-05T00:10:47.358+08:00Reformasi<i>To be or not to be, that is the question.</i><br />
-William ShakespeareHanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-61931829702540304062013-04-30T17:18:00.001+08:002013-04-30T17:18:49.700+08:00Islah<div style="text-align: justify;">
Apabila ada kalangan yang terdera dan dizalimi, keadilan serta kebenaran bukan lagi sebuah konstruksi ilmiah yang kaku. Memperjuangkannya adalah sebuah aksi dan tanggungjawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya senang hati melihat kelompok cendekia ikut terdorong menyatakan sikap mereka lewat penubuhan sebuah komiti kecil baru-baru ini. Hal ini sungguh pun asing, tapi cukup bererti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan dengan ilmu, datang <i>islah mastata'tum</i> -- reformasi sekuat daya.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-12859499776600331312013-04-29T18:08:00.001+08:002013-04-29T18:08:18.913+08:00Ultimatum<div style="text-align: justify;">
Membaca babad para tahanan politik yang direnggut kebebasan lewat pelbagai tuduhan serta akta zalim membuatkan kita benar-benar kacau dan galau selain didesak untuk kekal waras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Periode tegang itu berkali-kali saya alami manakala menekuni <a href="http://www.mphonline.com/books/nsearch_bestseller.aspx?do=detail&pcode=9789833782581"><i>Dua Wajah</i></a>-nya Syed Husin Ali, <a href="http://gbgerakbudaya.com/bookshop/index.php?main_page=product_book_info&cPath=2_8&products_id=975"><i>Universiti Kedua</i></a>-nya Kassim Ahmad dan juga <a href="http://firstedition.com.my/vmchk/Malaysian-Interest/Sengsara-Kem-Kamunting-Saari-Sungib.html"><i>Sengsara Kem Kamunting</i></a>-nya Saari Sungib.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak terbayangkan, demi mempertahan kuasa beberapa kerat elit penguasa korup, sebuah sistem bobrok mewajarkan tingkah yang cukup kejam membungkam semua nilai manusiawi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski undang-undang itu kini telah telah dimansuhkan, akta baru yang diperkenal tak lah begitu berbeza. Kita tetap terdedah dengan rekayasa jahat kalangan regim yang tandus moral.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Barangkali, kerana itu lah pilihanraya kali ini merupakan sebuah <i>ultimatum</i> bagi pihak rakyat. Kita harus memilih antara dua nilai, bukan semata perubahan pada sosok wakil rakyat.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-20133223257960530402013-04-26T18:51:00.001+08:002013-04-26T18:51:47.116+08:00Gelora<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/D1Qv0UECMgQ" width="425"></iframe><br />
<br />
Demikian lah, keprihatinan saya kepada kepada teman-teman kalangan muda ditegaskan Pak Samad;<i> "kita tulis puisi bukan untuk cinta-cintaan saja."</i> Dan pak tua ini masih sebegitu tekal berjuang.Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-36749636270822372662013-04-24T18:06:00.001+08:002013-04-24T18:06:26.055+08:00Ampu<div style="text-align: justify;">
Saya hampir selesai membaca <i>The Captive Mind</i>, sebuah <i>magnum opus</i> Czeslaw Milosz, cendekia asal Poland yang secara gamblang melakarkan realiti masyarakat dalam sistem totalitarian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menghubungkan karya ini dengan erti hidup dalam sebuah negara demokrasi tentu lah keterlaluan. Pun begitu, semacam ada generalisasi serta persamaan sentral yang tak terelakkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia mengkisahkan kalangan terdidik dan terpandang dalam strata sosial yang tunduk serta lunak kepada kekuasaan meski tahu tentang kefasadan yang terus saja bersipongang dalam sistem itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dek pesona dan tawaran timbal-balik yang mengiurkan, mereka dilihat rela membungkam penentangan peribadi, lalu mengambil sikap yang berseberangan untuk mengampu pemerintah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sini, kalangan itu merajai wawancara media -- profesor kangkung.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-1720216972858171192013-04-22T18:50:00.000+08:002013-05-09T13:03:36.814+08:00Makna<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<i>Karena kesusasteraan bukan sabda seseorang yang menjadi agung setelah melewati masa pertapaan, melainkan sebuah proses yang mengakui kebutuhan untuk sama-sama menemukan sejumlah makna, dan dengan demikian saling bicara.</i></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
-Goenawan Mohamad<i>, Catatan Pinggir</i></div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-14241853648167593392013-04-22T18:36:00.000+08:002013-04-22T18:36:09.183+08:00Purbasangka<div style="text-align: justify;">
Saya membesar dalam kondisi sosial yang rencam. Malah, kalangan <i>bff</i> juga terdiri daripada jamak bangsa -- India, Siam dan Melayu, tentunya. Dan kerana itu, saya bersyukur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjelang pilihanraya kali ini, setelah berdekad kita merdeka, saya masih gagal memahami retorika rasisme dan purbasangka lapuk yang umumnya bertujuan membela status quo.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalangan yang mempropagandakan hal itu terlihat tak segan-segan mencemuh serta menidakkan realiti politik baru dengan perhatian terhadap nilai ketimbang ras dan agama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka masih dipasung oleh <i>culture of fear</i>, sebuah tingkah jumud yang tak lagi relevan. Yang gagal dilihat adalah <i>substance</i> segar yang telah begitu menjauh serta berseberangan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi akhirnya, politik baru yang memaknakan maruah dan harga diri itu hanya lah sehampir lakon <i>Hamlet </i>bikinan<i> </i>William Shakespeare; <i>"to be, or not to be, that is the question."</i></div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-64618730220371837802013-04-21T18:08:00.001+08:002013-04-21T18:08:53.711+08:00Pesan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjWbwTe9oKyFe9NYKYCS37Y2nTMtQvJmBP2NrbZ21L5DZBjzE_rlyAOO3-YvhOibmxVnMflSbDZUPmwLZRJfqguTWIbGHtzUlBEkklQ9T5jrIaZVf-ZbMZmt_RtqkNmyKCMwqXlNzT5XU/s1600/310888_10151481251136107_908190346_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjWbwTe9oKyFe9NYKYCS37Y2nTMtQvJmBP2NrbZ21L5DZBjzE_rlyAOO3-YvhOibmxVnMflSbDZUPmwLZRJfqguTWIbGHtzUlBEkklQ9T5jrIaZVf-ZbMZmt_RtqkNmyKCMwqXlNzT5XU/s400/310888_10151481251136107_908190346_n.jpg" width="380" /></a></div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-17457745867150853702013-04-21T18:03:00.001+08:002013-04-21T18:03:25.281+08:00Tempa<div style="text-align: justify;">
Dalam tiap medan revolusi yang melibatkan pertempuran antara kebenaran dengan kebatilan, kalangan marhaen pasti akan ditekan oleh aparat kekuasaan dengan segala dayanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Paling mutakhir, kita menyaksikan hal itu berlaku di Tunisia, Mesir, dan Libya. Bukan sedikit pahlawan yang tewas. Tapi mereka tahu, ada bunga harus gugur sebelum kembali mekar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbekal tekad itu, keberanian menyala; dan sejarah pun ditempa.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-52010777297863661782013-04-20T15:49:00.001+08:002013-04-20T15:49:42.399+08:00Sistem<div style="text-align: justify;">
Momen ini telah saya nantikan sejak sekian lama. Pilihanraya yang gendangnya mulai dipalu dengan proses penamaan calon pagi tadi begitu mengujakan. Tapi juga getir dan penuh resah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah berdekad dihadapkan sistem politik jelek yang tak bermaruah; sistem politik yang memperkaya cukong serta tembolok sendiri; kini waktunya kerancuan itu dirombak total.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perubahan yang akan kita lakukan ini tentu saja mendesak. Ia menuntut sikap dan prinsip yang jelas. Apalagi manakala berkait soal tata-kelola secara <i>systemic</i> yang begitu fundamental.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian lah du'a kita sehari-hari; muga akan diberkati Gusti Ilahi.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-14935957824532802072013-04-05T15:48:00.000+08:002013-04-05T15:48:35.645+08:00Cinta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqcI5nGrYXjFjc1CmiIlBFdPBfUW6iGzh8zf-tzUfULWAr9bVGgFpi3YLc1Ew50hjenUPWhzqNrVOip3CmEFAHyzPa1OtYb1865cWXa3rvAH8mC2i4flBMlpwHWalOTcgXN9BQGBA1NOI/s1600/image_gallery.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqcI5nGrYXjFjc1CmiIlBFdPBfUW6iGzh8zf-tzUfULWAr9bVGgFpi3YLc1Ew50hjenUPWhzqNrVOip3CmEFAHyzPa1OtYb1865cWXa3rvAH8mC2i4flBMlpwHWalOTcgXN9BQGBA1NOI/s400/image_gallery.png" width="400" /></a></div>
Faizah Ibrahim menebak saya kerana begitu bersemangat menyambut khabar pembubaran parlimen. Lekas saja saya jawab ia momen kedua terindah dalam hidup. Yang pertama, cinta. <a href="http://www.istanabudaya.gov.my/konsert-m.-nasir-sang-pencinta">Ayuh lah!</a>Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-61707251370402926802013-04-04T11:00:00.000+08:002013-04-04T11:00:44.485+08:00Bubar<div style="text-align: justify;">
Parlimen akhirnya dibubarkan semalam. Kita menantinya sejak sekian lama. Tapi, menjadi seorang warga di sebuah watan yang punyai pemimpin bacul memang melelahkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Elit penguasa terlihat sebegitu lemah. Mereka tak berupaya mengawal tingkah samseng simpatisan sendiri. Apalagi untuk bersilat hujah dan berdepan dengan serangan oposisi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biar lah itu diabadikan sejarah. Kita berhak mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Juga, peluang untuk hidup dengan lebih bermaruah. Lewat kotak undian, masa depan ditentukan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Periode ini tentunya getir; sebuah <i>defining moment</i> untuk Malaysia.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-76832535985636893372013-03-26T18:22:00.001+08:002013-03-26T18:22:49.586+08:00Sako<div style="text-align: justify;">
Pak Sako pada zamannya memang adalah seorang penulis yang gemilang. Sebagai seorang nasionalis, karya tulisnya diadun dengan pemikiran dan kritikan terhadap elit penjajah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu lah kira-kiranya deskripsi lazim yang ditemukan tentang sosoknya. Pun begitu, waktu berubah. Dan agaknya kerana itu, buah fikir dan idealismanya itu gagal saya fahami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya baru saja menghabisi <i>Anak Mat Lela Gila</i>, tapi setelah lebih separuh ditelaah, intinya tak dapat diterka. Hal yang sama kala saya mengulit <i>Putera Gunung Tahan </i>tak lama dulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia persis rindu-dendam serta belas-kasih; terlihat ringkas tapi rumit.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-26213840597430220622013-03-25T10:33:00.001+08:002013-03-25T10:33:28.082+08:00Problema<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNefxgvThVYheheEarj9r1x2QLqVblxwtSIBozxHu_apCVMWiPLHsRb6GgEnM_zH3U1kFeWdIoPtAV44aI3uszrOwcvNjqOytaKCdqCT4qTAvJ97r52AzfFDp03PXeLIgyI0DtC4x3sdU/s1600/Islam+Democracy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNefxgvThVYheheEarj9r1x2QLqVblxwtSIBozxHu_apCVMWiPLHsRb6GgEnM_zH3U1kFeWdIoPtAV44aI3uszrOwcvNjqOytaKCdqCT4qTAvJ97r52AzfFDp03PXeLIgyI0DtC4x3sdU/s400/Islam+Democracy.jpg" width="300" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Maklumat lanjut dan pendaftaran program boleh ditemukan <a href="http://irfront.net/post/events/islam-and-democracy-what-is-the-real-problem/">di sini</a>.Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-86024551595428004712013-03-23T18:21:00.000+08:002013-03-23T18:21:01.264+08:00Taat<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
The continuing appeal of man such as Hasan al-Banna and Sayyid Qutb is due not so much to their intellectual analyses of various contemporary problems, analyses which are often oblivious to the true nature of some of the forces involved, as to their firm belief in the shari'ah and to their personal example of adherence to the shari'ah.</blockquote>
</div>
-Seyyed Hossein Nasr, <i>Islam and the Plight of Modern Man</i>Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-84017080197967116232013-03-23T12:44:00.002+08:002013-03-23T18:22:42.092+08:00Pisah IICatatan buat teman yang bergalau, tapi baik budi; Faizah Ibrahim.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuah bergelut dengan sebuah dilema yang maha dahsyat. Waktu itu, kala <i>psyche</i> rakyat menanggapi titah sultan sebagai kenescayaan, yang tersisa hanya lah ketundukan dan ketaatan total.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia
diutus membawa mohor diraja untuk meminang seorang puteri di puncak
Ledang. Tapi, seperti yang dicitrakan Saw Teong Hin, dhamirnya bergolak,
lalu berpergian tak lagi kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sang laksamana
tak tertanggung derita cinta. Menjunjung perintah sultan bererti
berkhianat kepada tulus kasih serta janji setia yang telah dimeterainya
dengan gusti puteri di bumi Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Barangkali, berpisah daripada segala
sesuatu memang adalah awal mula kepada hal-hal yang agung. Malah, ia
bukan lagi asing dalam sejarah, apalagi bagi kalangan pendeta dan
intelektual.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita tak mungkin lupa sosok al-Ghazali, Syed Qutb, Edward Said dll. Buat mereka ini, <i>being a loner is justifiable</i>, juga didambakan. Tapi itu tentunya tak mudah dan tentu saja dipenuhi duga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu pun, ada hal yang tak terelak; dan kita memang harus tabah.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-5193738067887469132013-03-20T18:39:00.000+08:002013-03-23T12:45:08.274+08:00Pisah I<div style="text-align: justify;">
Beberapa bulan lalu saya menyinggung <a href="http://agendaanakmuda.blogspot.com/2012/11/geseh.html">catatan</a> Goenawan Mohamad tentang Edward Said, sang intelektual asal Jerusalem, yang oleh pergolakan politik, terbuang ke Amerika Syarikat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam sela penantian pengumuman pembubaran parlimen beberapa hari belakangan, saya sempat menghabisi <i>Out of Place</i>, memoirnya yang dilakarkan dengan begitu banyak kenangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebermula daripada waktu kecilnya yang diterap dengan disiplin, hubungan dengan famili dan teman-teman di Kaherah serta konflik diri di Princeton dan Harvard, ia memang geseh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi menurut saya, yang paling menarik tentu lah kala ia memisahkan diri daripada kelompok dominan yang popular semata untuk merintis denai sebagai seorang sarjana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Judulnya cocok; dan sosoknya adalah tugu gadang yang terkalahkan.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-64239403436661249512013-03-17T18:20:00.000+08:002013-03-17T18:20:04.734+08:00Misuari<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/1WC0XcFws8Q" width="425"></iframe><br />
<br />
Nur Misuari, Pengerusi MNLF bicara tentang insiden di Lahad Datu.Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6784317935162810314.post-36560942955549428772013-03-17T12:26:00.003+08:002013-03-17T12:26:39.278+08:00Kompromi<div style="text-align: justify;">
Ada seorang ilmuan dengan gelar profesor
pernah berpesan kepada saya, yang intinya kurang lebih, mengajukan
kompromi dalam hal-hal kebenaran. Ertinya, kekadang kita harus lunak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka
tak hairan, dengan bertopengkan hujah agama tentunya, ilmuan itu
terus-terusan menjadi juak yang ramah dengan kerajaan. Ia tak
berperan-serta menidakkan isu kezaliman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentunya
kita boleh menjangka, rencana keislamannya pula kaku dan terpisah dari
realiti umat. Ilmu terbuang sebagai gugusan teori tanpa amal meski
terdengar bahawa ia cukup mendalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pun terhimbau kritik tepat Siddiq
Fadzil betapa ulama kini tak punya umat selain hanya bermajikan; dan
betapa yang diberatkan bukan lagi pendapat, tetapi hanya lah pendapatan.</div>
Hanif Amirhttp://www.blogger.com/profile/02042588737194921689noreply@blogger.com0