Pernah dulu, dalam kelas biologi, saya bertanya kepada guru bagaimana rasanya saat melahirkan anak selepas berbulan-bulan ia dalam kandungan. Pertanyaan itu dijawab guru saya secara berseloroh, "rasa pedih macam pedang dihiris di pinggang".
Dalam kejahilan dan ketaktahuan, jawapan seperti itu tentu saja mengejutkan saya dan teman-teman meski kami masih cuba menyimpan resah dengan berusaha untuk tersenyum. Pertanyaan terjawab walaupun ia tidak langsung menyenangkan pendengaran.
Kalaupun benar ia berlaku, itu mungkin hanya cebisan kecil daripada penderitaan sebenar yang terpaksa ditanggung oleh ibu yang tidak pernah kita rasakan. Dan kita terus gembira menjadi anak sambil terus melupakan kesusahan dan kesakitan.
Wahai anak, berhentilah bermimpi. Si ibu harus kita hargai dengan segenap rasa kasih yang mendalam sesuai dengan pengorbanan dan keringat yang telah ia curahkan. Hapuskan airmatanya yang hiba dengan tangisan duka. Gantikan ia dengan tawa gembira.
Demi Tuhan, ibu adalah lambang ketinggian semangat dan kekuatan, mungkin juga ia antara sosok terunggul yang pernah Dia ciptakan!
Selamat hari ibu!
Isnin, Mei 11, 2009
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan