Memaparkan catatan dengan label Agama. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label Agama. Papar semua catatan

Rabu, Mei 08, 2013

Justifikasi


Siddiq Fadzil sering saja mengocak dhamir saya dengan daya renung yang mendalam. Cerapannya melampaui justifikasi agama yang diberikan ulama' dan profesor kangkung untuk membela kezaliman.

Sabtu, Mac 23, 2013

Taat

The continuing appeal of man such as Hasan al-Banna and Sayyid Qutb is due not so much to their intellectual analyses of various contemporary problems, analyses which are often oblivious to the true nature of some of the forces involved, as to their firm belief in the shari'ah and to their personal example of adherence to the shari'ah.
-Seyyed Hossein Nasr, Islam and the Plight of Modern Man

Ahad, Mac 17, 2013

Kompromi

Ada seorang ilmuan dengan gelar profesor pernah berpesan kepada saya, yang intinya kurang lebih, mengajukan kompromi dalam hal-hal kebenaran. Ertinya, kekadang kita harus lunak.

Maka tak hairan, dengan bertopengkan hujah agama tentunya, ilmuan itu terus-terusan menjadi juak yang ramah dengan kerajaan. Ia tak berperan-serta menidakkan isu kezaliman.

Tentunya kita boleh menjangka, rencana keislamannya pula kaku dan terpisah dari realiti umat. Ilmu terbuang sebagai gugusan teori tanpa amal meski terdengar bahawa ia cukup mendalam.

Saya pun terhimbau kritik tepat Siddiq Fadzil betapa ulama kini tak punya umat selain hanya bermajikan; dan betapa yang diberatkan bukan lagi pendapat, tetapi hanya lah pendapatan.

Isnin, Mac 11, 2013

Praxis

Saya selalu percaya bahawa faham kebebasan dan keadilan bukan sekadar sebuah theoritical construct yang kaku. Ertinya, ia wajar diupayakan melampaui randau para sarjana.

Manakala mereka memenuhkan gedung-gedung indah dan selesa demi perbahasan itu, marhaen yang terdera serta terhimpit tanpanya kekal tak terpandang, apalagi untuk dibela.

Betapa pun dimusuhi, perjuangan itu tetap wujud. Bagi kalangan tertindas, hidup tak lah sesempurna Skyfall-nya Adele; "when we crumbles / we will stand tall / face it all."

Isnin, Februari 25, 2013

Tawakal

Al-Khuldi, the pupil, relates that he went to Junayd and found him suffering from a fever. "O Master," he cried, "tell God in order that He may restore thee to health." Junayd said: "Last night I was about to tell Him, but a voice whispered in my heart, 'Thy body belongs to Me: I keep it well or ill, as I please. Who art thou, that thou shouldst interfere with my property."
-Al-Hujwiri, Kashf al-Mahjub

Jumaat, Februari 22, 2013

Saqifah

Betapa segar manakala khutbah hari ini membabadkan perihal Saqifah Bani Sa'adah, suatu momen penting yang mengambil tempat sesudah wafatnya Baginda Nabi S.A.W.

Peristiwa itu, yang rangkumannya telah saya baca dalam Metafizik dan Kosmopolitanisme-nya Khalid Jaafar, memberi iktibar kepentingan untuk memilih pemimpin.

Khatib memberi sorotan sejarah dengan kaitan seputar isu kontemporari penyertaan ulama dalam gelanggang politik. Ia menjustifikasi peranan dan tindakan itu.

Seideal mana pun kita berhujah, hakikat yang tak ternafi adalah umat tetap berpecah. Hal itu tak terelak. Kita teringat du'a nabi yang ditolak, juga tahu Tuhan lebih mengerti.

Khamis, Februari 21, 2013

Esensi

Esensi sesuatu perkara itu sewajarnya lebih diberatkan ketimbang sebuah form yang ditempel dengan pelbagai label. Yang harus diperhatikan adalah persoalan substance yang mendasar.

Dengan hujah tohor ini lah saya cuba bergelut dengan pelbagai polemik yang bermuara dari lapangan politik kita. Faham maqasid shari'ah ditandai oleh maslahah, bukan hukuman melulu.

Dan demi Tuhan, saya takkan mengundi fraksi rasis dalam PRU 13.

Jumaat, Februari 15, 2013

Protokol

Hujjatul Islam al-Ghazali menyinggungnya sebagai al-mutarasimun, ya'ni kalangan yang beragama tanpa penghayatan dan sekadar ditanggapi sebagai ritual resmi-resmian.

Maka tak hairan, khutbah tadi masih terpengap dengan spekulasi Protokol Zionis yang semacam diyakini sebagai meta naratif penyebab kondisi umat terus membejat.

Tudingan ke luar tanpa sedetik pun cuba melakukan introspeksi ini, malah kepada suatu hal yang belum terbukti, juga telah disanggah, amat lah menyeksakan seluruh jiwa-raga.

Sungguh, saya tak cuba bersarkastik. Ia persis peristiwa di negeri jauh. Kala berjejer fatwa mengharamkan hari kekasih, program bertema cinta begitu mekar berkembang.

Alahai, betapa hipokritnya kami beramal dengan agama-mu, Tuhan.

Jumaat, Februari 08, 2013

Bahas



Debat ini menurut saya tak membahaskan persoalan zaman. Juga bukan hal fundamental yang mendesak. Tapi ia membariskan para sarjana terhormat dan bergengsi. Maka elok didengar serta diwarasi.

Rabu, Januari 30, 2013

Siddharta

Khabarnya, ia lahir dengan beberapa petanda bahawa nanti sosoknya membesar sebagai seorang yang sakti. Dalam sebuah istana yang firdausi, ia ditatang dengan segala kemewahan.

Begitu pun, kita tahu kisahnya yang masyhur. Siddharta sedar hidup melampaui sebuah janji kekuasaan dan belai manja gundik. Fantasi yang diciptakan sang raja, tak lagi mengiurkan.

Kita tak mungkin benar-benar pasti adakah ia akhirnya menemukan nirvana. Tapi, pengiran muda ini menempuh moment of existential realisation, sebuah hal fana yang tak terbanding.

Dari sana, di bawah sebuah pohon rimbun, lahir sebuah agama, juga kesedaran bahawa manusia harus melepaskan pesona dunia. Dan saya teringat luput senja yang damai di Benares.

Sabtu, Januari 26, 2013

Pop

Mendengar kuliah agamawan pop memang menghiburkan. Bicaranya, yang lazimnya adalah seputar persoalan fiqh, dipenuhi gelak tawa dan lelucon dengan contoh mudah.

Cuma, kita kadang resah dihadapkan hujah simplistik yang culas dan liar dalam isu-isu pokok. Apalagi, jika hal-hal itu kemudiannya nanti terus diimani dan disebar luas.

Tapi, kalau mahu memandu tanpa menguap, boleh saja dong. Beres!

Iman

Adat hidup temukan mati; adat wira harus tahan uji.
Kalangan yang mengaku beragama, atau, punyai tingkat taqwa lebih tinggi ketimbang orang lain, harus lebih berjujur tentang iman. Ia hal sentral yang tak ternafi begitu penting dan mendasar.

Iman, barangkali yang saya fahami secara tohor, adalah kejituan perilaku bersumbu keutuhan nilai yang tertancap dalam diri. Ia bukan was-was yang menelurkan gelisah tak berpenghujung.

Tentu, kita tak menggelar insecurity atau fragility sebagai sebuah keyakinan. Iman yang kental tak goyah dengan keraguan. Malah, ia siap untuk berdepan serta terlibat dalam pergulatan.

Justeru, sejumlah persoalan zaman ini perlu difikir ulang. Manakala agama adalah cahaya, tak wajar ditakuti kegelapan. Andai masih terancam, elok kita soal; "apakah ini iman, Tuhan?"

Khamis, Januari 10, 2013

Bela

Tapi mereka siap mati dengan harapan bisa ke surga bagi diri sendiri, dan bukan dengan harapan untuk memenangkan orang-orang yang mereka bela di dunia.
-Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir

Ahad, Disember 30, 2012

Prisma

Ada sarjana bilang, kita jangan hanya melihat dunia dengan intellect, tapi juga harus lewat prisma knowledge of the heart. Sebagai muslim, tentu lah dalam tatanan tauhidik.

Tapi ia tak dijelaskan lanjut. Kita tak tahu adakah hal itu adalah semata percikan ilham atau getaran dhamir. Yang pasti, bukan tiap perkara dihadapkan bukti. Cukup sekadar merasa.

Agaknya, bagai kezaliman; tanpa teori pun, kita tahu ia menyeksa.

Rabu, Disember 12, 2012

Pontifex

Ini mungkin lah tak penting. Tapi rasanya perlu juga diberitahu manakala jagat-raya terisi dengan sekian ramai petinggi agama yang gagal menyerap semangat zaman.

Di Vatican, Pope Benedict XVI kini telah mulai menge-twit. Muga kita mengambil manfaat sebaiknya memenuhi pesan li taa'rafu serta memahami agama lain yang beda.

Ketua Gereja Katolik itu (agaknya) boleh diajak ngobrol di Pontifex.

Ahad, November 18, 2012

Akidah

Kebertanggungjawaban dalam tata-kelola dan politik adalah isu akidah. Kita tak harus mempersempit pengertiannya hanya kepada hal-hal cliche yang lazim dibahas dan ditelingkahkan.

Tapi yang jadi soal, ada kalangan da'ie dan agamawan yang tak melihat betapa ia adalah isu sentral dan mendesak pengertian umat. Lalu, mereka terus selesa dengan hal-hal yang sepele.

Dalam keadaan seperti itu, maka kita tak hairan pabila kata islami terus ditohorkan maknanya hanya kepada ritual ibadah, novel tarbiah, motivasi kendiri, dan manual bercinta. Waduh!

Khamis, November 08, 2012

Murtad II

Sang pencinta, hanya dia merasa semangat sebuah pengorbanan;
sang pencinta, hanya dia mengerti persoalan percintaan ini.

Agaknya, agama memang tak berbeda jauh dengan belas-kasih. Ia tak mungkin hadir dengan paksaan. Apalagi dijadikan sebuah hukum yang absah dan wajib dipatuhi.

Bertolak dari situ lah wujud seruan dakwah dengan hujah dan hikmah. Tujuannya untuk menyentak dhamir serta kepercayaan yang berakhir dengan nilai keimanan.

Ketundukan terhadap Tuhan itu melampaui kata; tepat lirik M. Nasir.

Rabu, November 07, 2012

Murtad I

Kita tak lahir lalu diberi pilihan untuk menganut agama yang disukai. Itu, agaknya memang tak terelak dan tak terkendali. Tapi, ia juga bukan suatu kendala yang memberatkan.

Iman adalah hal yang tak terlihat. Kebebasan untuk berkeyakinan dan tak memaksakannya kepada orang lain adalah wajar, juga menepati pesan Qur'ani yang sering dipolemikkan.

La ikraha fi al-din; saya harus mengulang baca Taha Jabir al-Alwani.

Khamis, Oktober 25, 2012

Rusuk

Ali Shari'ati, rausyanfikir asal Iran yang juga ideolog revolusi itu, akhirnya menyingkap suatu hal yang telah sekian lama membingungkan, juga memerangkap akal-fikir saya.

Begitu lah saya sering tewas dan lelah manakala dihadapkan dengan teori penciptaan -- bahawa wanita tercipta dari rusuk lelaki. Hal ini berulang-kali disebut dan ditakwil secara semberono.

Ia sering diertikan dengan melankoli; konon wanita itu muncul dari rusuk dan dekat dengan hati untuk dikasihi, malah ada juga yang memahaminya dengan "bengkok" untuk di-"luruskan".

Hal ini disanggah oleh Shari'ati lewat Man and Islam, siri sharahannya yang membajai faham agama yang murni dan progresif. Menurutnya, kepada khalayak berbahasa Farsi, ia ralat terjemahan.

Yang dimaksudkan dalam kaitan ini bukan lah rusuk, tapi sifat alami manusia umumnya. Lalu, "hawa tercipta dari rusuk Adam" itu seharusnya adalah "hawa tercipta dari sifat alami Adam."

Itu boleh lah difahami dengan luas, bukan dengan pemaksaan kepercayaan bahawa wanita adalah warga kelas dua yang lemah dan sering bergantung. Jelas, ia tak berkonotasi memberdaya.

Konsepsi manusia dengan dwi-dimensi sebagai mud and God's spirit yang digagas Shari'ati juga wajar dilihat. Kita boleh memilih kehinaan atau menyayap ke tahap tertinggi kemanusiaan.

Justeru, elok lah seandainya hal ini kembali direnung sebagai pedoman yang sekaligus menafikan citra wanita yang ditanggapi dengan cukup negatif ketimbang lelaki atas pelbagai sebab.

Tentunya, manusia diciptakan sempurna dan selayaknya. Tanpa perlu memanipulasi rusuk pun, wanita akan selamanya didakap dengan belas-kasih yang luhur -- tak terbanding dan tak terungkap.

Rabu, Oktober 24, 2012

Qardhawi

Kebangkitan Arab; manakala pemerintah tercari-cari justifikasi agama untuk mewajarkan tindakan rakus menekan umat, maka muncul lah kalangan ulama su' yang tanpa rasa tanggungjawab mengeluarkan hukum dan pandangan yang gagal mendakap realiti.

Begitu lah shariah diinjak dan diseleweng demi tembolok regim. Dek godaan duniawi, mereka meminggirkan keutamaan atau maqasid agama iaitu untuk memelihara kebebasan dan kemuliaan insan. Dalam latar itu lah lahirnya Thaurah Sha'ab oleh Yusuf al-Qardhawi.

Saya hampir terlongo membacanya. Malah, saya teruja dengan sanggahan keras terhadap sikap dan tindakan mereka yang melacurkan agama sendiri. Islam harus tertegak dengan kebenaran, dan ini harus dilakukan dengan menghormati hak tiap penganutnya.

Dan tentu lah, buku ini wajib dibaca oleh sekalian umat di Malaysia.