Rabu, Ogos 15, 2012

Gastronomi

Ini catatan buat para penikmat makanan khususnya Sarah Syazwani.

***

Barangkali, saya tak menduga-duga libang-libu rasa saudari. Iftar tanpa putu tentu lah sebuah ketaksempurnaan. Hidup disumbu resah demi mengetahui menunya tak lengkap.

Demikian juga yang saya rasakan manakala tercari-cari akok tradisi. Jenuh menggelintar bazar petang di sini-sana. Tapi, yang saya temukan hanya lah kuih-muih nan lazim.

Momen begini, kita merindukan santapan agung yang lahir dari rahim leluhur bangsa; bengkang, lepat pisang, pengat durian, serawa timun aceh, dll. Agaknya itu impi yang muluk.

Dalam maraknya perang budaya mutakhir ini, kita merasa terhenyak bilamana kelazatan duniawi itu tiba-tiba berubah; diganti dengan scone, pavlova, cupcakes, macaroons, dll.

Di sebuah nusa terjajah, ingat lah, perut harus tetap bebas merdeka.

Tiada ulasan: