Kita mengenang gadis itu dengan
jiwa yang luluh. Ia dirogol dengan buas. Agaknya, ketika dikasari, ia
meronta. Tubuhnya melemah tak berdaya sebelum dilempar ke jalanan.
Kita
takkan tahu deritanya. Diberitakan, organnya rosak teruk entah ditusuk
dengan apa. Kalau pun ia melolong, tentu tak dipeduli kalangan sialan
yang menghenyaknya.
"She was most happy," bapanya bilang, "when she got a chance to heal somebody's wounds." Tapi bila gadis itu yang dilukai, kita tak punya peluang untuk membalas budinya.
Manakala kemanusiaan makin nazak, kadang kami juga tak berdaya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan