Rabu, Februari 06, 2013

Lincoln

Ia berdepan dengan sikap prejudis yang mengental dan belum mampu dilebur. Meski puluhan ribu jiwa telah gugur, konflik perkauman itu tetap saja menimbulkan bentrokan fatal.

Di Amerika waktu itu, juga yang ngaumnya barangkali kita rasakan di Malaysia kini, ada kalangan yang meyakini mereka lebih mulia, lebih terpilih, lebih bererti, justeru menguasai.

Berada di pundak kekuasan, batas moral tiba-tiba mulai kabur. Malah tak lagi ganjil apabila ia menumbuhkan keyakinan absolute yang tak tergoncang. Dunia, dirubah menjadi surga.

Tapi politik akan selamanya kekal sebagai wahana diplomasi, medan di mana tanggungjawab mengatasi keghairahan menawan musuh dan mengakui kesetaraan dalam wujud manusia.

Lincoln akhirnya tetap ditembak, tapi kita tahu, ia belum lagi mati.

Tiada ulasan: