Menjelang Himpunan Mansuhkan I.S.A 1 Ogos lalu, hari-hari saya diisi dengan puisi WS Rendra. Berkali-kali puisi-puisinya itu diulang baca. Malah sempat juga ia menimbulkan rasa kecewa apabila tiba di bait-bait akhir Paman Doblang mengenangkan ketidakhadiran saya dalam himpunan rakyat tersebut.
Rendra bukan saja merenung tepat persekitarannya, malah penelitiannya mampu menginspirasi dan membakar jiwa. Seniman besar Indonesia ini juga punya pengaruh yang cukup besar dalam arena seni budaya di negaranya. Tidak hanya berpuisi, ia juga terlibat aktif dalam aktiviti selainnya.
Tatkala diberitakan tentang pemergiannya kelmarin, saya hanya mampu meluncurkan Al-Fatihah - doa padat walau ringkas, buat Sang Merak yang kini terbang bebas.
Sabtu, Ogos 08, 2009
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan