Isnin, April 26, 2010

Stabil

Pasca kekalahan Zaid Ibrahim di Hulu Selangor, seorang teman langsung memprovokasi nakal. Antara lain ia mengungkap betapa perubahan tidak sesuai di Malaysia. Katanya, Malaysia hanya perlukan kestabilan dan rasa selesa.

Saya terus mati akal. Meski apa yang diungkapnya itu muluk dan terlihat indah, saya fikir asasnya rapuh. Tak mungkin alasan itu mampu membuatkan kita redha dan merelakan segala ketidakadilan dan kezaliman yang bermaharajalela.

Persoalan itu saya diamkan, sehinggalah lewat petang tadi kala menyelak helaian Catatan Pinggir, karangan penyair besar Indonesia, Goenawan Mohamad. Demi membacanya, fikiran terus melayang pada perubahan dan kelangsungannya.

Begini tulis Mas Goen;

"Lagi pula kami lebih banyak bekerja berdasarkan kebiasaan, mungkin pula instink, bukan kerana pengabdian seperti yang diminta orang-orang besar. Saya bukan tipe orang yang bercita-cita memindahkan gunung. Saya cuma ingin selalu bisa memindahkan beras jadi nasi, di dapur saya sendiri."

Cuplikan itu saya tinggalkan. Tanyalah dhamir, adakah kita sejalan?

Tiada ulasan: