Isnin, Disember 10, 2012

Trilogi

CERITA SATU

Entah di mana setepatnya, ada kerumunan yang sedang ngobrol, boleh jadi tentang propa dunia hiburan atau seputar gosip politik. Tanpa mereka sedari, di balik awan, helikopter tempur memerhati. Beberapa waktu kemudian, kesemua mereka gugur ditabrak peluru.

CERITA DUA

Risikan soldadu mengandaikan ada sebuah bangunan usang dijadikan sarang pemberontak. Operasi penghapusan pun direncana. Tatkala bangunan itu hampir diletupkan, ada gelandangan melintasinya. Tapi, ia mungkin bersenjata. Persetankan, dan kedua-duanya ranap.

CERITA TIGA

Hari terlihat damai untuk seorang ayah. Langsung, tiga orang anaknya dibawa bersiar-siar menaiki kereta. Dalam perjalanan, mereka diserang. Dek cemas, sang ayah menyuruh anak-anaknya berlindung, meniarap. Sayang, mereka lebih dulu dibedil lalu tewas.

KOMENTAR

Dua daripada tiga cerita ini dirakam secara visual. Kita terhenyak menontonnya. Dalam momen perang dan penjajahan, nyawa barangkali senilai dengan sampah yang tak terpandang. "Everything is fair," itu muluk sekali. Tapi takkan mungkin meski "in love and war."

Tiada ulasan: