Jumaat, Disember 19, 2008

Gunung Ledang

Bila ia kehilangan Shams-e Tabriz, maka Jalaluddin Rumi bersendiri mengulit kemistikan sufi. Disebabkan itu, lahirlah Diwan-e Shams-e Tabrizi. Dicarinya teman yang benar-benar ia cintai.

Saya akan berkunjung semula ke Gunung Ledang petang ini. Hati tidak langsung berhajatkan untuk ketemu sang puteri yang misteri. Cukuplah dengan janji alam untuk menemani kesunyian diri.

Naluri sepi, pada keindahan alam ini akan saya kuburkan gelisah mimpi. Gerak alam juga mengesankan. Keriuhan dalam kehijauan hutan seolah-olah sedang cuba menghantarkan pesan.

Saya tidak menginginkan lagak sufi dan kemistikan Rumi. Tapi adakah alam mampu memberi nikmat kehidupan yang seharusnya saya nikmati?

1 ulasan:

Unknown berkata...

biar betol ko hanif. ko duduk kat gunung ledang? bestnyee..