Maklumat lanjut boleh diakses di sini.
Ahad, September 18, 2011
Isnin, September 12, 2011
11 September
11 September; khabar tragis itu diterima dalam hingar teman-teman yang cemas. Meski waktu itu seolahnya belum sahih, kami, yang ketika itu berada di Kompleks Tenis Jln. Duta sempena Sukan Sea ke-21 lekas-lekas menyebarkan beritanya.
Memang, sedekad yang lalu itu akan terus diingati. Tragedi rempuhan pesawat di Pusat Dagangan Dunia (WTC) di New York bukan lah hal remeh yang boleh dikesampingkan. Pascanya, dunia melihat betapa bobrok politisi beradu hujah.
Ia juga mengundang kecelaruan pemikiran dan persepsi umat terhadap Islam. Mereka mula hidup dalam latah dan salah faham (yang adakalanya juga disengajakan). Beberapa negara diranggah atas nama demokrasi dan pembebasan.
Hari ini, dan mungkin juga puluhan tahun mendatang, tanggal ini pasti akan terus diingati. Betapa kita harus lekas sedar, akhirnya dunia ini dan seluruh isinya memerlukan saling pemahaman dan rasa simpati. Bukan lagi tipu daya dan helah.
Ingatan buat yang terkorban, di seluruh penjuru dunia, kerananya.
Labels:
Antarabangsa,
Demokrasi,
Memori,
Pemikiran
Khamis, September 08, 2011
Luluh
Slowly, hundred of thousands of starving Somalis are realizing they may have trekked to Mogadishu only to die there instead.
Yang menggila adalah kelompok keras dengan lagak kuasawan angkuh. Ratusan ribu yang kini hanya menanti waktu-waktu akhir menghela nafas, rupanya telah dimangsakan politik yang hilang nurani. Anak kecil terus kebuluran, lalu mati, detik demi detik.
Somalia, muga nestapa ini nantinya berakhir.
Labels:
Antarabangsa,
Arus Politik,
Peristiwa
Rabu, September 07, 2011
Indera
Mat Indera, yang dimunculkan kembali oleh wacana massa setelah puluhan tahun kita merdeka, buat saya benar-benar suatu rahmat. Mat Sabu, yang diserang tanpa henti harus diberi kredit selayaknya.
Membaca, juga meneliti komentar-komentar lingkungan rapat yang beremosi tak tentu hala menghentam fakta hanya memperlihatkan betapa sejarah sepertinya telah dipesongkan jauh dari landasannya.
Berhenti lah menjadi juak-juak dangkal. Fikir lah, kawan!
Membaca, juga meneliti komentar-komentar lingkungan rapat yang beremosi tak tentu hala menghentam fakta hanya memperlihatkan betapa sejarah sepertinya telah dipesongkan jauh dari landasannya.
Berhenti lah menjadi juak-juak dangkal. Fikir lah, kawan!
Labels:
Arus Politik,
Omongan Jiwa,
Peristiwa,
Tokoh
Tafsir
Saya fikir ada hipokrasi yang mulai tampak. Meski terlihat seolah disalut dengan sejumlah faham muluk agama, yang terzahir cukup memualkan. Memang, mungkin saja tafsirnya beda, atau beragam. Tapi pada sebuah kata luhur yang sering cuba dimanipulasi dan direndahkan, tak wajar didiamkan.
Begitu pun, saya agak terhibur. Sosek-sosek dan riuh-rendah yang dikeruhkan dengan pengertian tohor memang takkan selamanya bertahan. Manusia hanya perlu jujur bersikap, dengan diri dan juga lingkungan. Yang luhur itu tak hanya sebatas kata, tapi melampaui apa yang mungkin tak terungkap.
Keangkuhan rupanya tak terlayan. Alahai, alahai, alahai!
Begitu pun, saya agak terhibur. Sosek-sosek dan riuh-rendah yang dikeruhkan dengan pengertian tohor memang takkan selamanya bertahan. Manusia hanya perlu jujur bersikap, dengan diri dan juga lingkungan. Yang luhur itu tak hanya sebatas kata, tapi melampaui apa yang mungkin tak terungkap.
Keangkuhan rupanya tak terlayan. Alahai, alahai, alahai!
Labels:
Arus Politik,
Pemikiran,
Sosial
Isnin, September 05, 2011
Ahad, September 04, 2011
Goku
Manakala keluarga berpindah dari kediaman terdahulu, antara hal yang saya beratkan adalah bahan bacaan yang tersimpan sejak sekian lama. Meski minat saya terhadap sebahagiannya telah berlalu, ia tetap terus dihargai.
Antara yang paling bermakna buat saya tentunya koleksi lengkap komik-nya Akira Toriyama. Komik itu, yang mulai saya kumpul sejak sekolah rendah, tak terhad kepada hanya kisah pahlawan futuris yang melangkau takat imaginasi.
Ia juga sebetulnya merupakan memori dan rakaman tawa bersama teman-teman sebaya yang sering menghidupkan. Waktu itu, mana mungkin saya puas menekuninya. Dan begitu lah ia berlangsung dan dinanti dalam setiap keluaran.
Tapi malang, tatkala sibuk mengisi senggang-senggang yang ada dengan hal-hal lain yang lebih mendesak, komik itu rupanya dimamah anai. Betapa hiba bila melihat sekotak besar koleksi komik itu lenyap tatkala ia dibakar menjadi abu.
Semalam, saya temukan sebuah toko yang menjual keseluruhan koleksinya. Tentu saja sebahagiannya saya beli dengan janji untuk menghabisinya dalam masa terdekat. Dan kini terasa sosok diri bak Goku -- kumpul Mutiara Naga!
Antara yang paling bermakna buat saya tentunya koleksi lengkap komik-nya Akira Toriyama. Komik itu, yang mulai saya kumpul sejak sekolah rendah, tak terhad kepada hanya kisah pahlawan futuris yang melangkau takat imaginasi.
Ia juga sebetulnya merupakan memori dan rakaman tawa bersama teman-teman sebaya yang sering menghidupkan. Waktu itu, mana mungkin saya puas menekuninya. Dan begitu lah ia berlangsung dan dinanti dalam setiap keluaran.
Tapi malang, tatkala sibuk mengisi senggang-senggang yang ada dengan hal-hal lain yang lebih mendesak, komik itu rupanya dimamah anai. Betapa hiba bila melihat sekotak besar koleksi komik itu lenyap tatkala ia dibakar menjadi abu.
Semalam, saya temukan sebuah toko yang menjual keseluruhan koleksinya. Tentu saja sebahagiannya saya beli dengan janji untuk menghabisinya dalam masa terdekat. Dan kini terasa sosok diri bak Goku -- kumpul Mutiara Naga!
Labels:
Aktiviti,
Memori,
Omongan Jiwa,
Telaah Buku
Makan
Nah, kini lebaran -- pesta makan -- dalam keraian bersama keluarga yang tentunya dinanti. Dan pernah saya coretkan dulu, makanan sebetulnya ialah obsesi peribadi yang tak terelakkan.
Maka, tatkala disua dengan pelbagai juadah yang sememangnya lazat, punyai zahir memikat dll, perut lekas tergugah. Tak terjangkau dek akal alasan apa yang boleh menidakkan hasrat.
Aduhai, saya cuba sekuat daya kekalkan tubuh solid dan gagah!
Maka, tatkala disua dengan pelbagai juadah yang sememangnya lazat, punyai zahir memikat dll, perut lekas tergugah. Tak terjangkau dek akal alasan apa yang boleh menidakkan hasrat.
Aduhai, saya cuba sekuat daya kekalkan tubuh solid dan gagah!
Labels:
Aktiviti,
Omongan Jiwa
Eid
Alhamdulillah, tahmid kesyukuran kita lafazkan menyambut tibanya Eid ul Fitr. Setelah mengisi hayat dengan semangat Ramadhan; mempertahan diri daripada noda dan dosa, berdu'a dalam kerendahan hati mohon pengampunan dll, kini tiba waktunya kita meraikan kemenangan.
Kesempatan ini sebaiknya kita gunakan untuk terus memperteguh azam beristiqamah melaksanakan amal dan kebaikan. Muga semangat yang tertancap sejak hampir sebulan yang lalu itu akan terus berbara dan digembeling dengan penuh kesedaran dan upaya yang tersisa.
Dalam ruang yang sebegini terhad, saya mengambil peluang memohon kemaafan daripada kalian seluruhnya atas khilaf menggunung yang tentu saja tak terucapkan. Dengan kemuliaan hati kalian jua lah saya berharap muga kita kekal bersilaturrahmi dan saling memaafi.
Allahu Akbar, dan kepada-Nya jua kembali segala puji!
Kesempatan ini sebaiknya kita gunakan untuk terus memperteguh azam beristiqamah melaksanakan amal dan kebaikan. Muga semangat yang tertancap sejak hampir sebulan yang lalu itu akan terus berbara dan digembeling dengan penuh kesedaran dan upaya yang tersisa.
Dalam ruang yang sebegini terhad, saya mengambil peluang memohon kemaafan daripada kalian seluruhnya atas khilaf menggunung yang tentu saja tak terucapkan. Dengan kemuliaan hati kalian jua lah saya berharap muga kita kekal bersilaturrahmi dan saling memaafi.
Allahu Akbar, dan kepada-Nya jua kembali segala puji!
Langgan:
Catatan (Atom)